6 Masalah Pengusahaan Hasil Hutan Bukan Kayu

Masalah pengusahaan hasil hutan bukan kayu saat ini menjadi perhatian penting bagi seluruh kalangan masyarakat yang hidup di wilayah sekitar hutan terutama para pengusaha hasil hutan bukan kayu. Bagaimana tidak, saat ini komoditi hasil hutan bukan kayu semakin banyak digarap oleh para pengusaha karena mampu menyaingi hasil pengusahaan kayu. Bahkan, hasil hutan bukan kayu mulai diperhitungkan sehingga mampu memberikan defisit bagi negara.

Meskipun komoditi hasil hutan bukan kayu saat ini memiliki nilai ekonomi dan potensi yang tinggi, namun dilain sisi terdapat beberapa permasalahan yang menghambat pengusahaan hasil hutan bukan kayu ini sehingga perkembangannya tidak terlalu cepat. Permasalahan tersebut tentunya memberikan dampak yang sangat besar bagi para pengusaha hasil hutan bukan kayu. Melalui artikel ini, 6 masalah pengusahaan hasil hutan bukan kayu yang sangat menonjol dewasa ini adalah sebagai berikut:

6 Masalah Pengusahaan Hasil Hutan Bukan Kayu  adlaah regulasi,, informasi, peran kelembagaan, dukungan teknologi, standarisasi produk, dan akses modal

1. Regulasi yang masih terbatas.

Pengusahaan dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu tentunya sama dengan pengusahaan hasil hutan lainnya yakni adanya regulasi yang terarah sebagai penunjang kegiatan pengusahaan. Akan tetapi, saat ini pengusahaan dalam memanfaatkan hasil hutan bukan kayu memiliki regulasi yang masih terbatas.

Regulasi terbatas dalam pengusahaan hasil hutan bukan kayu sebagai pondasi awal mempengaruhi berbagai aspek sehingga pengusahaan hasil hutan bukan kayu ini belum dapat menjangkau untuk setiap komoditas yang akan diatur dalam regulasinya. Keterbatasan regulasi tersebut mengakibatkan keterbatasan sumber informasi penyebaran, potensi, dan teknologi tepat guna dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

2. Informasi yang belum memadai

Keterbatasan sumber informasi sebagai akibat dari regulasi yang masih minim menyebabkan potensi dan kelayakan usaha dalam bidang hasil hutan bukan kayu belum memadai. Keterlibatan informasi yang masih minim berakibat pada data pendukung menjadi tidak cukup untuk regulasi.

Sebagai imbasnya dari kedua hal berkaitan di atas adalah jaringan pasar komersial untuk menyerap hasil produksi belum tersedia dan pelaku usaha masih tidak jelas sehingga selalu berubah.

3. Peran kelembagaan masih belum optimal

Dalam pengusahaan hasil hutan bukan kayu harus memiliki peran kerjasama yang cukup baik terhadap pengusaha hasil hutan bukan kayu. Namun, pada kenyataannya saat ini peran kelembagaan menjadi salah satu permasalahan yang menyebabkan kurangnya berkembang pengusahaan hasil hutan. Permasalahan tersebut searah dengan peran kelembagaan yang masih belum optimal untuk mendorong pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

4. Dukungan teknologi pengolahan yang belum memadai

Di era saat ini, pengaruh teknologi sebagai salah satu tren untuk mengikuti perkembangan zaman menjadi salah satu aspek pendukung di setiap kegiatan pengusahaan baik itu hasil hutan kayu maupun hasil hutan bukan kayu. Dukungan teknologi yang belum memadai sering kali menjadi masalah dalam mempercepat perkembangan pengusahaan hasil hutan bukan kayu. Selain itu, teknik budidaya dan rantai pemasaran hasil hutan bukan kayu belum memadai serta keterbatasan sumber daya manusia yang mengelolanya.

5. Standarisasi produk masih belum memadai 

Teknologi pada setiap komoditas bervariasi sehingga peningkatan kualitas untuk setiap komoditas perlakuannya berbeda yang menyulitkan tenaga pembinaan lapangan pada industri primernya.

6. Akses permodalan yang sulit

Dalam setiap kegiatan pengusahaan hasil hutan bukan kayu memiliki tantangan tersendiri termasuk akses permodalan yang sulit sehingga peningkatan dan pengembangan usaha komoditas hasil hutan bukan kayu terhambat, tingkat teknologi pengolahan di lokasi yang terpencil sering kesulitan mendapatkan sarana penunjang dalam penerapan teknologinya, untuk membantu akses pemasaran dan pembinaan pada daerah yang menyebar luas dan terpisah pisah karena kondisi geografis sulit dilakukan.

Kunjungi juga : Laporan Observasi Produksi Rotan HHBK di Kabupaten Kapuas

Berbagai tipologi pengusahaan hasil hutan bukan kayu selalu berbeda sehingga penerapan regulasi, pembinaan, akses bantuan kelembagaan sering terkendala masalah geografis dukungan sarana transportasi yang masih sangat minim menyebabkan tersendatnya untuk mengembangkan. Unggulan komoditas hasil hutan bukan kayu dari suatu daerah belum tentu akan berhasil jika diterapkan pengusahaan untuk daerah lain, hal ini sangat terkait masalah dukungan berbagai faktor yang juga mempengaruhi selain sumber daya manusianya sendiri. Demikian juga sarana transportasi untuk aktivitas produksi dan pemasarannya.

Pustaka:

Redaksi Forpro. 2013. Pengembangan Produk HHBK Berbasis Tanaman Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.

close