Pengertian dan Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

1. Pengertian Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi merupakan proses perjalanan air dalam suatu lingkungan yang pada puncaknya air tersebut akan kembali ke tanah. Dengan demikian siklus hidrologi dapat diartikan secara singkat sebagai proses perputaran air. Syahputra & Arifitama (2018) berpendapat bahwa siklus hidrologi merupakan salah satu konsep dasar dalam biogeokimia yang menggambarkan proses perubahan wujud air, pergerakan aliran air, dan ragam jenis air yang mengikuti suatu siklus keseimbangan yang terjadi di dalam lingkungan alam.

Pengertian tersebut di atas menjelaskan bahwa siklus air berjalan dalam suatu lingkaran yang prosesnya berkelanjutan sehingga kembali ke tempat semula. Lebih lanjut, Nugroho (2010) mengartikan siklus hidrologi sebagai proses transportasi air secara berlanjut dari laut ke atmosfer dan dari atmosfer ke permukaan tanah yang akhirnya kembali lagi ke laut. Lebih spesifiknya, air yang berasal dari danau, laut, sungai, sawah, dan air yang terdapat di dalam tumbuhan akan mengalami penguapan akibat sinar matahari. Kemudian, uap air akan berubah menjadi awan pada ketinggian tertentu. Akhirnya, pada ketinggian tertentu awan tersebut akan mencapai suhu maksimum dan kembali berubah menjadi air dan turun ke tanah dalam bentuk hujan.

Pengertian dan Proses Terjadinya Siklus Hidrologi terjadi melalui 9 tahapan yakni evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi.

2. Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

Proses siklus hidrologi merupakan tahapan siklus yang selalu berakhir pada keadaan semula dan tidak pernah berhenti yang terjadi melalui 9 tahapan yakni evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi (Naharuddin et al., 2017). Adapun penjelasan dari proses tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Evaporasi

Evaporasi merupakan proses terlepas dan mengembangnya uap air dalam keadaan tidak terlihat ke atmosfer sebagai akibat dari adanya sinar matahari yang menyebabkan molekul-molekul air memiliki energi yang cukup untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut (Syarifuddin, 2017). Terjadinya evaporasi tidak hanya pada air tetapi juga meliputi permukaan tanah dan vegetasi. Hasil evaporasi ini akan terbawa oleh angin melintasi daratan yang topografinya berbeda beda yakni ada yang datar dan ada juga bergunung yang kemudian hasil evaporasi tersebut mengalami kondensasi dan jatuh dalam bentuk hujan (Badaruddin et al., 2021).

b. Transpirasi

Proses penguapan sebagai salah satu tahapan siklus hidrologi tidak hanya terjadi pada badan air dan permukaan tanah. Penguapan juga dapat terjadi pada jaringan makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan yang terjadi pada makhluk hidup tersebut dinamakan transpirasi. Proses transpirasi secara umumnya memiliki kesamaan pada proses evaporasi yakni mengubah air menjadi gas yang terdapat di dalam jaringan makhluk hidup dan membawanya ke atmosfer. Hanya saja pada proses ini, uap air yang dihasilkan lebih sedikit daripada tahapan evaporasi (Naharuddin et al., 2018).

Kunjungi juga : Materi Siklus Hidrologi Tertutup dan Terbuka

c. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi merupakan gabungan dari proses evaporasi dan transpirasi. Proses gabungan ini adalah terjadinya penguapan air secara menyeluruh yang terjadi di atas permukaan bumi, baik yang terjadi pada air maupun pada makhluk hidup. Proses ini sangat signifikan terhadap laju penguapan air ke atmosfer (Naharuddin et al., 2018).

d. Sublimasi

Sublimasi merupakan salah satu proses siklus hidrologi yang diartikan sebagai proses perubahan es yang terletak di bagian kutub atau pun di puncak pegunungan tanpa fase cair sebagai tahap awal. Proses ini terjadi pada waktu yang sangat panjang sehingga uap yang diperoleh dari tahapan ini berjumlah sangat sedikit dan prosesnya sangat lambat (Naharuddin et al., 2018).

e. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses pembentukan uap air yang mengembang, kemudian menjadi dingin, dan akhirnya berubah menjadi cairan atau sebaliknya berubah menjadi padat. Ringkasnya, proses ini adalah perubahan dari wujud gas menjadi cair dan dari cair menjadi padat. Umumnya, pada bagian atmosfer bumi terdapat berbagai macam partikel selain uap air. Partikel tersebut berupa debu kecil yang melayang dan terbang ke udara. Partikel ini akan membentuk awan dengan berkumpul apabila proses kondensasi terjadi (Syarifuddin, 2017).

f. Adveksi

Adveksi diartikan sebagai proses perpindahan awan dari satu tempat ke tempat yang lain dalam satu arah secara horizontal yang diakibatkan oleh arus angin dan tekanan udara yang berbeda sehingga awan mampu menyebar dan berpindah dari atmosfer laut ke atmosfer darat (Naharuddin et al., 2018).

g. Presipitasi

Presipitasi yang dikemukakan oleh Baharuddin et al., (2021) merupakan masukan utama dari daur hidrologi dalam daerah aliran sungai (DAS). Secara ringkasnya dapat diartikan sebagai proses terakhir dalam pembentukan hujan. Proses ini berjalan dengan terbentuknya hujan yang berasal dari awan-awan yang bergerak dan diatur oleh arus udara. Setelah beberapa waktu, awan tersebut kemudian akan mencapai tempat dengan suhu tertentu sehingga menjadi dingin, dan selanjutnya akan menjadi jenuh air dan kemudian air tersebut akan jatuh ke permukaan bumi (Syarifuddin, 2017).

h. Run Off 

Setelah terjadinya presipitasi maka air yang jatuh ke permukaan bumi bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Pergerakan air ini biasanya terjadi pada saluran air seperti saluran parit, danau, muara, sungai, hingga ke samudera. Pada proses ini, air juga akan kembali menuju lapisan atmosfer (Naharuddin et al., 2018).

i. Infiltrasi

Infiltrasi merupakan proses pergerakan air ke dalam pori-pori tanah atau ke bagian lapisan bawah tanah melalui celah dan pori tanah dan bebatuan sehingga mencapai muka air tanah (Syarifuddin, 2017). Proses ini secara perlahan akan membawa air tanah merembes ke laut.

Kunjungi juga : Jenis-Jenis Siklus Hidrologi

Pustaka:

Badaruddin, Kadir, H. S., & Nisa, K. 2021. Buku Ajar Hidrologi Hutan. CV. Batang. Banjarmasin

Naharuddin, Harijanto, H., & Wahid, A. 2018. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Aplikasinya dalam Proses Belajar Mengajar. Untad Press. Palu

Nugroho, H. 2010. Aplikasi Hidrologi. Jogja Mediautama. Malang

Syarifuddin, A. 2017. Hidrologi Terapan. Penerbit ANDI. Yogyakarta

Syahputra, A., & Arifitama, B. 2018. Pengembangan Alat Peraga Edukasi Proses Siklus Air (Hidrologi) Menggunakan Teknologi Augmented Reality. Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 6 (1): 2-11.

close