Agroforestri | Pengertian, Tujuan, dan Keuntungannya
1. Pengertian Agroforestri
Pengertian groforestri menurut The International Center Research in Agroforestri (ICRAF) suatu sistem pengelolaan lahan dengan berasaskan kelestarian, yang meningkatkan hasil lahan secara keseluruhan dengan kombinasi antara produksi tanaman pertanian dan tanaman hutan serta hewan. Kombinasi tersebut terjadi secara bersamaan atau berurutan pada unit lahan yang digunakan dengan menerapkan pengelolaan sesuai dengan kebudayaan yang dimiliki oleh penduduk setempat.
Indriyanto (2006) menekankan agroforestri mampu mengoptimalkan pemanfaatan lahan dengan mengusahakan produksi biologi berdaur pendek atau berdaur panjang berdasarkan kelestarian, baik secara serempak maupun secara berurutan di dalam atau di luar kawasan hutan untuk kesejahteraan masyarakat. Daur panjang yang dimaksuda dalam hal tersebut di atas merupakan kombinasi kegiatan kehutanan bersama-sama dengan kegiatan pertanian lainnya.
Kegiatan pengelolaan agroforestri telah dipraktikkan dalam pembangunan hutan tanaman sejak tahun 1985-an sampai akhir tahun 1960-an dengan peran yang masih terbatas yakni sebagai sarana meningkatkan keberhasilan permudaan hutan yang dibangun dengan sistem tumpangsari. Artinya, sistem pengelolaan agroforestri ini dilakukan oleh para petani (pesanggem) dengan menanam tanaman kayu-kayuan sebagai tanaman pokok tanpa menerima upah. Sebagai gantinya, petani diperkenankan untuk melakukan penanaman berbagai tanaman pangan diantara tanaman pokok tersebut.
Pengelolaan tanaman pangan seperti pada, jagung, dan kacang kacangan dilakukan oleh para petani dalam kurun waktu dua tahun sembari menjaga dan memelihara tanaman pokok. Setelah jangka waktu tersebut, hutan tanaman pokok dikelola secara penuh untuk melakukan produksi kayu (Simon, 2000).
2. Tujuan Agroforestri
Kehadiran sistem agroforestri di Indonesia dalam hakekaktnya bertujuan supaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat serta mampu meningkatkan kesehjateraan masyarakat. Agroforestri di harapkan dapat memecahkan berbagai masalah pengembaan pedesaan guna membantu, menjamin, dan memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat. Ada beberapa tujuan agroforestri ditinjau dari segi ekonomi dan ekologi, diantaranya sebagai berikut (Hairiah et al., 2003). Adapun tujuan dari sistem agroferestri ini adalah dapat dilihat dari manfaat ekologi dan manfaat ekonomi.
Kunjungi juga : 4 Sistem Agroforestri di Indonesia
a. Manfaat Ekologi
Manfaat ekologi dari sistem agroforestri yaitu mencegah terjadinya erosi tanah, degradasi lingkungan, perlindungan keanekaragaman hayati, perbaikan tanah melalui fungsi serasah tumbuhan, pagar hidup, pohon pelindung, dan pemecah angin dan pengelolaan sumber air secara lebih baik.
b. Manfaat Ekonomi
Adapun manfaat dari sistem agroforestri yang diterapkan pada suatu lahan terutama pada petani, masyarakat, dan daerah setempat adalah sebagai berikut:
- Hasil yang diperoleh dari sistem agroforestri berupa kayu pertukangan, kayu bakar, pangan, pakan ternak dan pupuk hijau memiliki ketersediaan serta mengalami peningkatan.
- Kegagalan panen secara total dapat dikurangi, terutama pada pertanian yang memanfaatkan sistem monokultur.
- Pendapatan petani dapat mengalami peningkatan karena adanya jaminan kelestarian produksi.
- Petani memiliki pekerjaan yang tetap serta pendapatan yang lebih menjanjikan sehingga standar hidup para petani menjadi lebih baik.
- Keanekaragaman hasil pangan mengalami peningkatan jumlah sehingga dapat membantu perbaikan nilai gizi yang diperlukan oleh petani sehingga tingkat kesehatan lebih tinggi.
- Masyarakat menggunakan lahan secara tetap dalam kegiatan bertani sebagai akibat dari sikap yang mulai mengalami perbaikan dalam hal pertanian.
3. Keuntungan Agroforestri
Keuntungan dari sistem agroforestri yang diterapkan pada suatu lahan terutama pada petani, masyarakat, dan daerah setempat mencangkup menjadi 2 aspek yaitu keuntungan dalam aspek ekologi dan aspek ekonomi.
a. Keuntungan Aspek Ekologi
Adapun keuntungan aspek ekologi yang diperoleh melalui penerapan agroforestri antara lain, (Hairiah et al, 2003)
1). Perbaikan kesuburan tanah.
- Memperbaiki kesuburan tanah.
- Menekan terjadinya erosi.
- Mencegah perkembangan hama dan penyakit.
- Menekan populasi gulma.
2). Mengurangi kehilangan hara
Penerapan sistem agroforestri dalam suatu lahan diharapkan mampu memperkecil kehilangan hara sehingga akar pepohonan yang umumnya tumbuh lebih dalam dapat menyerap unsur hara yang dapat diselamatkan sehingga akar pepohonan ini mampu menangkap unsur hara yang mengalir ke lapisan bawah tanah.
3). Mempertahankan sifat fisis tanah
Sifat fisis tanah (lapisan atas) sangat penting dalam pertumbuhan tanaman sehingga sifat fisis tersebut menjadi penunjang pertumbuhan berbagai jenis tanaman dan pepohonan. Sifat fisis tanah yang memiliki peran penting di dalamnya adalah struktur tanah, porositas tanah, kemampuan tanah dalam menahan air, dan laju infiltrasi.
Kunjungi juga : Pengertian Agroforestry Menurut Para Ahli
4). Mengurangi bahaya erosi
Agroforestri dapat menekan erosi melalui beberapa mekanisme antara, lain:
- Penutupan permukaan tanah sepanjang tahun oleh tajuk tanaman sehingga kehancuran agregat tanah oleh pukulan air hujan dapat di tekan.
- Mempertahankan kandungan bahan organik dan meningkatkan kegiatan biologi tanah termasuk perakaran. Kondisi demikian dapat memperbaiki sifat-sifat fisis tanah seperti struktur dan porositas tanah serta mempertahankan laju infiltrasi yang cukup tinggi.
- Menjaga kestabilan iklim mikro dan menekan populasi gulma Pepohonan yang ditanam cukup rapat dapat menjaga kestabilan kelembaban tanah, dan memberikan naungan parsial.
b. Keuntungan Aspek Ekonomi
Peran dan fungsi agroforestri terhadap aspek ekonomi yang disampaikan oleh Widianto et al. (2003) yaitu sebagai berikut:
- Penerapan sistem agroforestri dalam suatu lahan mencangkup beberapa komponen berbeda yang di dalamnya saling berinteraksi dalam satu sistem (pohon, tanaman dan/atau ternak) sehingga menjadikan sistem ini memiliki karakteristik yang unik. Karakter unik yang dimaksud adalah keberagaman jenis produk hasil pertanian, waktu untuk memperoleh produk, serta orientasi penggunaan produk dengan penerapan sistem agroforestri.
- Produk yang dihasilkan dalam penerapan sistem agroforestri memiliki jenis yang sangat beragam yaitu roduk untuk komersial seperti bahan pangan, buah-buahan, hijauan makanan ternak, kayu bangunan, kayu bakar, daun, kulit, getah, dan lain-lain.
- Penerapan sistem agroforestri juga memberikan pelayanan jasa terhadap lingkungan, seperti konservasi tanah, air, dan keanekaragaman hayati.
- Pola tanam dengan sistem agroforestri dapat dilakukan dalam suatu unit lahan pada waktu bersamaan (simultan) atau pada waktu yang berbeda/berurutan (sekuensial), melibatkan beraneka jenis tanaman tahunan maupun musiman.
- Pola tanam yang diterapkan pada sistem agroforestri mampu menciptakan penyebaran kegiatan sepanjang tahun dan waktu panen yang berbeda, mulai dari panen secara harian, mingguan, musiman, tahunan, atau kadang-kadang.
- Penggunaan produk hasil dari sistem agroforestri sangat beragam karena dipengaruhi oleh keragaman jenis produk serta waktu pemanenan. Artinya, produk yang dihasilkan dari penerapan sistem agroforestri tidak hanya tertuju pada satu tujuan melainkan dapat digunakan sebagai jasa lingkungan, komersial, atau kepentingan yang subsisten maupun sosial.
Pustaka:
Hairiah, K., Mustofa, & Sambas.
2003. Pengantar Agroforestri. Bahan Ajaran Agroforestri 1. ICRAF. Bogor.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan.
Buku.PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Simon, H. 2000. Hutan Jati dan
Kemakmuran: Problematika dan Strategi Pemecahannya. Buku. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Widianto., K. Hairiah., D. Suharjito & Sardjono, M. A. 2003. Fungsi Dan Peran Agroforestri. Buku Ajar. World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia. Bogor