Klasifikasi, Ciri, Habitat dan Penyebaran Kucing Merah

Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang sangat digemari dan sangat populer di dunia. Akan tetapi, berbeda dengan yang lainnya terdapat salah satu kucing di kawasan Borneo yang biasanya disebut sebagai kucing merah. Kucing merah merupakan salah satu hewan liar yang hanya dapat ditemukan di daerah Kalimantan. Jenis kucing ini terancam punah dan bahkan sangat sulit dijumpai meskipun pada habitatnya itu sendiri.

Jenis kucing liar ini merupakan salah satu spesies kucing liar yang terancam punah dari tujuh spesies yang terdaftar pada International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 1990. Spesies kucing ini jarang terlihat dan tertangkap oleh kamera bahkan spesies ini termasuk ke dalam spesies yang jarang dan hampir tidak ditemui di dunia (Hearn et al., 2016). Pendapat tersebut dipertegas oleh pendapat Hose (1893) yang mengemukakan bahwa kucing merah tersebut sangat langka dan hanya dapat ditemukan di kawasan hutan lebat.

Klasifikasi, Ciri, Habitat dan Penyebaran Kucing Merah adalah kucing liar yang berasal dari Kalimantan dengan spesies Catopuma badia, Pardofelis bardi
Sumber (republikseo.net)

1. Klasifikasi Kucing Merah

Kucing liar ini dapat dikenal dengan beberapa sebutan yakni kucing merah, kucing Kalimantan, kucing merah Kalimantan, ataupun kucing batu Kalimantan. Klasifikasi kucing merah ini berdasarkan penelitian dari Sicuro & Oliveira (2011) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mammalia

Order : Carnivora

Family : Felidae

Genus : Catopuma

Species : Catopuma badia (Felis badia Gray, Pardofelis bardia)

2. Ciri-Ciri Kucing Merah

Kucing merah Kalimantan memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat dibedakan dengan jelas dari jenis kucing lainnya. Umumnya, kucing merah mempunyai ukuran tubuh yang relatif lebih kecil dari pada kucing secara umum. Selain dari ukuran tubuh, kucing merah ini juga memiliki warna bulu coklat kemerah-merahan terutama pada bagian tubuhnya. Sedangkan pada bagian kepala, warna bulu kucing merah ini sedikit lebih coklat gelap keabuan dimana di setiap sudut matanya terdapat dua garis gelap. Selanjutnya, di bagian belakang telinga kucing merah memiliki bulu berwarna keabu-abuan dan terdapat sedikit bintik putih pada bagian tengahnya.

Kunjungi juga : Klasifikasi, Ciri, dan Asal-Usul Burung Enggang

Berdasarkan data yang diperoleh dari Sunquist et al., (1994) bahwa ukuran kepala dan badan kucing merah berada pada kisaran 250-670 mm, ekor dengan panjang berkisar 155-391 mm, kaki belakang 110-135 mm, dan ukuran telinga berkisar 23-30 mm. Selain itu, jenis kucing ini juga dijelaskan memiliki ukuran berat badan kurus sebesar 1,95 kg dengan tulang menonjol dan ukuran normalnya berkisar 3-4 kg. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bulu perut kucing liar ini berwarna terang coklat keemasan dan terdapatnya bintik hitam serta terdapat garis putih kekuningan mengalir di permukaan perut.

3. Habitat dan Penyebaran Kucing Merah

Habitat kucing merah pada umunya adalah kawasan hutan tropis Borneo yaitu kawasan hutan rawa, hutan dataran rendah, hutan bakau, dan kawasan hutan dataran tinggi. Jenis kucing liar ini ditemukan di seluruh kawasan pulau Kalimantan yang tersebar meliputi dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia.

Di Indonesia sendiri penyebaran jenis kucing merah ini diprediksi berada pada 4 wilayah provinsi yakni Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Prediksi pada ke 4 wilayah ini sebagai habitat dan penyebaran kucing merah didasari oleh beberapa faktor yakni memiliki kawasan hutan di dataran tinggi, terdapatnya kawasan hutan pegunungan atau bukit, serta memiliki kawasan hutan lindung yang sedikit terisolasi sehingga cocok untuk penebaran kucing liar. Sedangkan, kawasan Kalimantan Selatan diprediksi tidak terdapat habitat yang cocok untuk didiami oleh kucing merah. Hal ini berdasarkan kawasan hutan yang lebih kering secara musiman dan upaya survei yang relatif rendah pada wilayah ini (Hearn et al., 2016).

Kunjungi juga : Klasifikasi, Ciri, Habitat dan Persebaran Bekantan

Pustaka:

Hearn, A. J., Ross, J., Macdonald, D. W., Samejima, H., Heydon, M., Bernard, H., Augeri, D. M., Fredriksson, G., Hon, J., Mathai, J., Mohamed, A., Rustam, Meijaard, E., Hunter, L. T. B., Breitenmoser-Wursten, C., Kramer-Schamed, S., & Wilting, A. 2016. Predicted Distribution of the Bay Cat Catopuma badia (Mammalia: Carnivora: Felidae) on Borneo. Raffles Bulletin of Zoology 33:165-172

Hose, C. 1893. a Descriptive Account of the Mammals of Borneo. Edward Abbott. London

Sicuro, F. L. & Oliveira, L. F. B. 2011. Skull Morphology and Functionality of Extant Felidae (Mammalia: Carnivora): a Phylogenetic and Evolutionary Perspective. Zoological Journal of the Linnean Society 161 (2): 414-462.

Sunquist, M., Leh, C., Hills, D. M., & Rajaratnam, R. 1994. Rediscovery of the Bornean Bay Cat. Oryx 28 (1): 67-70.

close