6 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari campurannya menggunakan pelarut yang sesuai dengan bahan (Mukhriani, 2014). Untuk memperoleh zat yang terdapat di dalam suatu kandungan bahan alam diperlukan suatu metode pengambilan zat dengan cara ekstraksi yang lebih efisien dan memberikan hasil yang optimal. Ketaren (1986) menambahkan bahwa cara yang digunakan untuk mendapatkan zat yang terdapat pada suatu bahan tertentu yang diduga mengandung zat yang dimaksud adalah dengan melakukan ekstraksi.

Proses ekstraksi biasanya dilakukan pada bahan-bahan alam yang diduga memiliki kandungan minyak dan lemak sehingga kandungan dari bahan alam tersebut dapat diperoleh dan diolah lebih lanjut. Jumlah zat yang diperoleh dari kegiatan ekstraksi umumnya tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Selain itu, faktor yang mempengaruhi keberhasilan ekstraksi adalah kecepatan dan lama pengadukan, luas permukaan bahan, pelarut, perbandingan solut dan solven, serta temperatur (Treyball, 1990). Selain itu, Chandra & Novalia (2014) menambahkan bahwa kegiatan ekstraksi juga dipengaruhi oleh perlakukan pendahuluan.

Faktor yang mempengaruhi hasil ekstraksi adalah kecepatan dan lama pengadukan, luas permukaan bahan, pelarut, perbandingan solut & solven,  dan temperatur.

1. Perlakuan Pendahuluan

Perlakuan pendahuluan adalah kegiatan awal yang dilakukan sebelum melakukan kegiatan ekstraksi. Perlakuan pendahuluan ini dimulai dari pembersihan bahan, pembuatan simplisia bahan yang digunakan, pengeringan bahan dan ukuran bahan yang digunakan. Pembersihan bahan bertujuan untuk memisahkan bahan yang digunakan dari berbagai macam tumbuhan lain atau tanah yang terdapat pada bahan. Selanjutnya, pembuatan simplisia dilakukan untuk mempercepat terjadinya proses pengeringan bahan yang digunakan sehingga pembentukan bahan menjadi ukuran tertentu menjadi lebih mudah dan cepat.

Pengeringan bahan dilakukan dengan tujuan air yang terdapat di dalam bahan yang digunakan dapat diuapkan sehingga kadar airnya menjadi turun. Proses dari pengeringan bahan tersebut akan menyebabkan terjadinya kerusakan dinding sel bahan selama pengeringan berlangsung sehingga solute yang terdapat di dalam bahan lebih cepat keluar dan mutu ekstrak yang dihasilkan lebih optimal.

Pengeringan bahan biasanya di lakukan di bawah sinar matahari dan menggunakan oven dengan suhu kurang dari 30°C. Untuk keperluan penelitian, biasanya pengeringan bahan dilakukan di dalam ruangan atau dikeringkan dengan kering udara. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penguapan dari beberapa kandungan zat yang dimiliki oleh bahan. Beberapa zat yang terkandung di dalam bahan biasanya memiliki titik didih yang sangat sensitif.

Kunjungi juga : Jenis-Jenis Metode Ekstraksi

Bahan yang digunakan dalam kegiatan ekstraksi umumnya dimanfaatkan yang memiliki ukuran kecil. Biasanya, ukuran kecil yang digunakan untuk berbagai macam penelitian adalah 40 mesh dan 60 mesh. Pengecilan ukuran ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penggilingan, penghancuran, pemotongan, dan lain sebagainya.  

2. Luas Permukaan Bahan

Luas permukaan bahan biasanya tergantung pada ukuran kecil suatu bahan. Bahan yang relatif memiliki partikel berukuran kecil akan memiliki luas permukaan yang lebih besar. Semakin luas permukaan suatu partikel bahan maka kontak antara partikel dan zat pelarut (solven) semakin besar pula sehingga jalur difusi yang terdapat diantara keduanya menjadi pendek. Akibat dari pendeknya jalur difusi ini maka laju transfer massa lebih tinggi.   

3. Kecepatan dan Lama Pengadukan

Kecepatan dan lamanya pengadukan memiliki pengaruh penting dalam memperoleh hasil ekstraksi yang maksimum. Umumnya, pengadukan yang optimum dengan kecepatan sedang dapat dilakukan selama 15 menit. Kecepatan pengadukan dilakukan dengan tanpa menumpahkan bahan yang sedang diaduk. Lamanya waktu pengadukan tersebut bertujuan untuk meratakan seluruh bahan dengan pelarut.

Kegiatan pengadukan memberikan hasil yang positif dalam kegiatan ekstraksi. Salah satunya adalah laju difusi zat terlarut (solute) yang dihasilkan semakin cepat dan pelarutan antara padatan dan pelarut lebih cepat. Pergerakan pelarut mempercepat kontak bahan dengan pelarut sehingga perpindahan komponen zat yang terdapat di permukaan bahan larut ke dalam media pelarut. Umumnya, pengadukan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu mengaduk dengan mengalirkan udara, mengaduk dengan cara mekanis, atau dengan kombinasi cara keduanya. 

4. Pelarut

Pelarut yang digunakan dalam kegiatan ekstraksi harus sesuai dengan bahan yang akan diekstraksi. Apabila pelarut yang digunakan tidak sesuai dengan bahan makan akan sulit mendapatkan hasil ekstraksi yang optimal bahan tidak menghasilkan sama sekali. Hal ini terjadi karena pelarut lah yang akan mempengaruhi komponen penting di dalam suatu bahan untuk terekstrak.

Perry (1984) menjelaskan bahwa pelarut yang digunakan dalam kegiatan ekstraksi harus memenuhi syarat berikut ini yaitu pelarut memiliki daya larut dan selektivitas tinggi terhadap solute, pelarut memiliki sifat yang inert terhadap bahan baku yang akan diekstrak, reaktivitas, tidak beracun, tidak korosif, tidak emulsi, tidak mudah terbakar, stabil, tidak berbahaya bagi lingkungan, punya viskositas yang rendah, murah dan mudah diperoleh, memiliki titik didih yang rendah, dan tegangan permukaan pelarut cukup rendah.

Kunjungi juga : Fraksinasi | Pengertian, Cara, dan Pelarut yang Digunakan

5. Perbandingan Solut dan Solven

Solut merupakan zat terlarut dan solven merupakan zat pelarut. Lebih mudahnya, solut disebut sebagai bahan yang akan dilarutkan sedangkan solven adalah cairan pelarut. Perbandingan antara bahan dan pelarut biasanya dilakukan sampai bahan pelarut terendam semua oleh pelarut yang digunakan. Umumnya, perbandingan antara bahan dan pelarut adalah 1:2, 1:3, 1:5, 1:6, dan seterusnya.

6. Temperatur

Peningkatan temperatur yang digunakan dalam kegiatan ekstraksi akan meningkatkan kelarutan bahan yang diekstraksi serta difusivitas. Meskipun demikian, penggunaan temperatur yang tinggi sangat tidak baik dalam kegiatan ekstraksi. Hal ini disebabkan oleh temperatur yang tinggi akan merusak bahan yang diekstrak sehingga perlu adanya ketentuan suhu optimal yang digunakan.

Pustaka:

Chandra, A., & Novalia, N. 2014. Studi Awal Ekstraksi Batch Daun Stevia Rebaudiana Bertoni dengan Variabel Jenis Pelarut Dan Temperatur. Research Report-Engineering Science, 2.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa. Dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal Kesehatan 7 (2): 361-367

Treyball, R. R. 1980. Mass Transfer Operation. Mcgraw-Hill Book Company. New York.

close