Hama di Hutan Beriklim Subtropis dan Tropis
1. Pengertian Hama
Pada bidang kehutanan, hama memiliki dua pengertian yakni secara umum dan secara khusus. Secara umum, hama diartikan sebagai binatang yang dapat menimbulkan kerusakan serta kerugian pada sumber daya hutan. Sedangkan secara khusus, hama merupakan binatang perusak tanaman hutan yang menimbulkan kerusakan, dengan tingkat kerugian yang melampaui batas toleransi (ambang ekonomi) (Nur Fariqah, 2006).
Pada pengertian lainnya mengatakan bahwa hama adalah
semua binatang yang menimbulkan kerugian pada pohon hutan dan hasil hutan
seperti serangga, bajing, tikus, babi, rusa, dan lain lain (Anggraeni Illa,
2012).
Sedangkan Teguh Hadi dan Mahfudz (2012) mengemukakan bahwa hama hutan
adalah organisme hidup yang tergolong pada jenis serangga/satwa yang dapat
membuat biji, bibit, tanaman muda dan tua yang memiliki arti ekonomis mengalami
kerusakan.
2. Hama di Hutan Beriklim Subtropis
2.1 Coptotermes
formosanus
Spesies
ini merupakan salah satu spesies rayap dengan memiliki warna coklat kekuningan
dengan panjang biasanya 12-15 mm. Serangga ini bersifat generalis dengan
membentuk koloni di atas atau di bawah tanah. Satu koloni dapat berisi beberapa
juta individu.
Koloni rayap dewasa dapat memakan kayu dalam jumlah yang banyak
dalam satu hari dapat mencapai 13 ons. Rayap ini tersebar di Amerika, Asia
(china, Jepang, Taiwan), Afrika Selatan, dan Marshal Islands (Harpini Banun,
2017).
2.2 Lymantria
dispar (Linnaeus)
Spesies ini merupakan salah satu
spesies ulat dengan warna coklat gelap dengan tanda hitam pada sayap yang tidak
teratur dengan lebar sayap 37-500 mm. Pada bentuk fisik, betina memiliki ukuran
yang lebih besar daripada yang jantan.
Hama ini menyerang daun pada tanaman
hutan sehingga tumbuhan dapat kehilangan daun dan menurunkan pertumbuhan dan
berakhir pada kematian tumbuhan yang menjadi inangnya. Di daerah Eropa, ulat
ini makan di malam hari, bergerak menjauhi kanopi selama siang hari.
Sedangkan
di Asia, ulat ini makan dan istirahat di kanopi, ungkapan Humble dan Stewart (1994)
di dalam Harpini Banun (2017). Hama ini tersebar di Asia Tengah dan Selatan,
Afrika, Amerika, dan Eropa.
3. Hama di Hutan Beriklim Tropis
3.1 Tikus Pohon
Hama ini menyerang anakan dengan mengerat kulit dari
semai dan tanaman muda sampai mati. Bagian yang dirusak biasanya bagian yang tertutup
dengan serasah. Selain merusak kulit anakan, tikus pohon juga biasanya membuat lubang
pada batang-batang pohon sehingga pohon menjadi cacat.
3.2 Ulat Grayak (Spodoptera
litura)
Ulat
grayak merupakan salah satu hama yang bersifat polifag. Tanaman kehutanan yang
biasanya diserang pada daerah tropis adalah Acacia
mangium, A. crassicarpa
(Asmaliyah dan Utami, 2006).
Hama ini memakan daun pada tumbuhan yang dijadikan sebagai inangnya.. Selain itu
ulat grayak, terdapat beberapa ulat yang dapat merusak tumbuhan kehutanan pada
daerah tropis seperti ulat kantong dan ulat daun jati.
3.3 Semut Rangrang (Oecophylla saragellina)
Semut rangarang merupakan hewan sosial yang dapat
ditemukan secara berkoloni dan bersarang pada tajuk tajuk pohon yang tinggi.
Semut ini dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan pada tumbuhan kehutanan
salah satunya shore leprosula
(Martini dan Sahria, 2015).
Kerusakan yang terjadi akibat dari adanya semut ini
adalah kerusakan pada daun. Pada umumnya, semut ini membuat sarang pada tajuk
dengan menggunakan daun pohon tersebut.
Pustaka:
Anggraeni, Illa. 2012. Penyakit Karat
Tumor Pada Sengon dan Hama Cabuk Lilin Pada Pinus. Kementerian Kehutanan.
Badan Litbag Kehutanan. Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan Bogor.
Asmaliyah,
Utami S. 2006. Teknik Pengendalian Hama Pada Hutan
Tanaman.
Di dalam:
Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Bogor:
Badan Litbang Kehutanan.
Departemen Kehutanan.
Harpini, Banun. 2017. Deskripsi dan
Visualisasi Jenis Asing Invasif (JAI) / Invasive Alies Species (IAS) Kelompok
Tumbuhan dan Organisme yang Berasosiasi Dengan Tumbuhan. Pusat Karantina
Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati. Badan Karantina Pertanian. Kementerian
Pertanian.
Martini dan Sahria. 2015. Studi
Tingkat Kerusakan Akibat Hama Daun Pada Tanaman Meranti Merah (Shorea
leprosula) di real Persemaian PT. Gema HutaniLestari Kec. Fene Leisela.
Agrikan UMMU-Ternate 8(2) : 36-45.
Nur,
Farikah. 2006. Modul Pelatihan Hama dan
Penyakit Hutan. Fakultas Kehutanan IPB, hlm 49.