Pembiakan Tanaman Kehutanan Secara Vegetatif dengan Teknik Kultur Jaringan

 1. Latar Belakang

Tanaman kehutanan adalah tanaman yang hidup dan tumbuh di dalam wilayah hutan terutama pohon. Saat ini, pohon tidak terlepas dari kehidupan manusia. Selain menghasilkan oksigen, pohon juga dapat dimanfaatkan kayunya oleh manusia dengan menjadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kertas, perabotan rumah tangga, kegunaan dalam industri, dan lain sebagainya. Beberapa jenis tanaman kehutanan yang biasanya digunakan oleh manusia adalah jati, cendana, akasia, mahoni, dan lain-lain.

Pemanfaatan pohon terutama yang dikelola oleh industri atau sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kayu melakukan pemanenan dalam skala besar. Hal ini dilakukan untuk mengejar keuntungan yang banyak. Namun, pemanenan berbagai jenis tanaman kehutanan yang berlangsung secara terus menerus tanpa adanya kegiatan penanaman yang kemampuan regenerasinya baik akan berpotensi dalam penyusutan berbagai jenis tanaman kehutanan.

Umumnya, bermacam-macam jenis taman kehutanan dapat dibiakan dengan cara generatif yaitu melalui biji. Akan tetapi, kegiatan ini perlu penanganan yang ekstra tepat supaya perkecambahan yang diperoleh memiliki persentase yang tinggi. Namun, hal ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh individu (biji) tanaman kehutanan yang sudah dewasa. Herawan et al. (2015) mengungkapkan bahwa individu dewasa yang memiliki kemampuan dalam memproduksi benih dengan populasi alaminya sangat sulit diperoleh sebagai akibat dari lemahnya kegiatan penanaman dibanding pemanenan, pencurian, serta kebakaran hutan.

Pembiakan Tanaman Kehutanan Secara Vegetatif dengan Teknik Kultur Jaringan adalah metode yang digunakan dalam mengisolasi bagian-bagian dari tanaman

Kelestarian jenis tanaman kehutanan tersebut dapat dipertahankan melalui cara lain yakni metode vegetatif (propagasi) dengan cara stek. Namun, Surata (2003) meaporkan bahwa propagasi melalui stek akar dan juga stek pucuk memiliki persentase keberhasilan yang rendah. Selanjutnya, Rahardja (1994) mengatakan bahwa salah satu propagasi tanaman dengan metode vegetatif dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan. Berdasarkan latar belakang tersebutlah penggunaan kultur jaringan sebagai teknik dalam pembiakan tanaman kehutanan sampai pada saat ini dipergunakan.

2. Pengertian Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah kegiatan budidaya yang dilakukan pada berbagai jenis tanaman seperti tanaman kehutanan dengan memanfaatkan pertumbuhan organ-organ tanaman tersebut sehingga sifat yang dimiliki tumbuhan sama persis dengan indukannya. Rahardja (1994), mengartikan kultur jaringan sebagai teknik pembiakan tanaman dengan menumbuhkan organ, jaringan, dan sel tanaman secara in-vitro, selanjutnya berkembang dan membentuk tanaman baru yang jumlahnya lebih banyak diperoleh pada waktu yang singkat, serta sifat dan kualitas yang dimiliki sama dengan induknya.

Selain itu, Gunawan (1995) juga mendefinisikan kultur jaringan sebagai suatu metode yang digunakan dalam mengisolasi bagian-bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan, serta organ dan menumbuhkannya dalam kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat beregenerasi dan memperbanyak diri menjadi tanaman yang utuh kembali.

3. Keuntungan Pembiakkan Vegetatif dengan Teknik Kultur Jaringan.

Keuntungan menggunakan metode perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan dibandingkan dengan cara tradisional adalah sebagai berikut (Santoso dan Nursandi, 2002), antara lain:

  • Kegiatan budidaya hanya memerlukan sedikit bahan tanaman (eksplan), selanjutnya dimultiplikasi menjadi beberapa tunas.
  • Kegiatan budidaya ini menggunakan pendekatan lingkungan yang aseptik, terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) sehingga menjadi awal dalam menyeleksi bahan tanaman yang bebas dari segala penyakit.
  • Efektifitas perbanyakan klonal pada kegiatan budidaya tanaman yang hampir punah dan sulit perbanyakan vegetatifnya mengalami peningkatan.
  • Produktivitas perbanyakan klonal dengan teknik kultur jaringan dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa tergantung pada kondisi perubahan iklim.
  • Kegiatan budidaya dengan teknik kultur jaringan hanya memerlukan areal yang sedang untuk keperluan propagasi dan pengelolaan stok tanaman.

4. Tahap Pembiakkan Vegetatif dengan Teknik Kultur Jaringan

Adapun tahapan pembiakkan vegetatif dengan teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut (Nursyamsi, 2010):

  • Tahap pembuatan media, yakni kegiatan membuat tempat tumbuh tanaman kehutanan dibudidayakan dan membuat berbagai larutan yang memiliki kandungan mikronutrien, zat besi, vitamin, zat pengatur tumbuh pada media cair (Masyitho, 2016). Media yang digunakan juga bisa berbentuk padat atau yang lainnya.
  • Tahap inisiasi, yakni tahap awal pada kegiatan kultur jaringan yang bertujuan untuk memperoleh eksplan yang terbebas dari patogen serta inisiasi pertumbuhan baru.
  • Tahap sterilisasi, yakni kegiatan membersihkan jenis tanaman yang akan dibiakan dengan mencuci menggunakan aquades steril (Masyitho, 2016).
  • Tahap multiplikasi, yakni kegiatan memperbanyak tunas-tunas dari hasil induksi dengan cara memotong tiap ruas dan menanamnya pada media perbanyakan.
  • Tahap perakaran, yakni kegiatan pembentukan akar dari tanaman dan pembentukan plantlet yang mandiri serta pucuk tanamannya kuat sehingga mampu bertahan hidup sampai dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan alamiahnya.
  • Tahap aklimatisasi, yakni kegiatan penyesuaian atau proses penyesuaian suatu organisme supaya mampu beradaptasi pada lingkungan yang baru.

Pustaka:

Gunawan, L. W. 1996. Stroberi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Herawan, T., Na’im, M., Indrioko, S., & Indrianto, A. Kultur Jaringan Cendana (Santalum album L.) Menggunakan Eksplan Mata Tunas. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 9 (3): 177-188. DOI: https://doi.org/10.20886/jpth.2015.9.3.177-188

Masyitho, D. 2016. Perbanyakan Akar Ginseng Jawa (Talinumpaniculatum Gaertn.) pada Variasi Konsentrasi Media Cair dan Zat Pengatur Tumbuhan Menggunakan Eksplan Batang Secara In Vitro. [Skripsi]. Universitas Airlangga. Surabaya

Nursyamsi. 2010. Teknik Kultur Jaringan Sebagai Alternatif Perbanyakan Tanaman untuk Mendukung Rehabilitasi Lahan. Makalah pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Makassar. Makassar.

Rahardja, P. C. 1994. Kultur Jaringan. Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Penebar Swadaya. Jakarta.

Santoso, U. & Nursandi, F. 2002. Kultur Jaringan Tanaman. UMM Pres. Malang

Surata, I. K. 2003. Dukungan Hasil Litbang dalam Penyiapan Bibit dan Penanaman Cendana. Promosi Hasil-Hasil Penelitian Dan Temu Karya Cendana. Balai Litbang Kehutanan Bali dan Nusra. Kupang.

close