Fraksinasi | Pengertian, Cara, dan Pelarut yang Digunakan

1. Pengertian Fraksinasi

Fraksinasi merupakan proses penarikan senyawa dari hasil ekstraksi yang memanfaatkakn dua jenis pelarut yang tidak saling bercampur. Umumnya, pelarut yang digunakan dalam kegiatan fraksinasi adalah etil asetat, metanol, dan n-heksana. Untuk menarik senyawa semi polar digunakan etil asetat. Selanjutnya, metanol digunakan untuk menarik senyawa polar, dan n-heksana digunakan untuk menarik lemak serta senyawa non polar.

Proses fraksinasi pada umumnya dijadikan sebagai acuan dalam pendugaan sifat kepolaran suatu senyawa yang akan dipisahkan. Senyawa yang memiliki sifat polar akan larut dalam pelarut polar sedangkan senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut yang bersifat non polar juga (Sari, 2012).

Fraksinasi merupakan proses penarikan senyawa dari hasil ekstraksi yang memanfaatkakn dua jenis pelarut yang tidak saling bercampur.

2. Cara Melakukan Fraksinasi

Umumnya, kegiatan fraksinasi yang sering dilakukan adalah fraksinasi cair-cair atau biasanya dikenal dengan fraksinasi bertingkat. Pelarut yang digunakan dalam fraksinasi ini terdiri dari tiga macam yaitu n-heksana, kloroform, dan etil asetat. Sampel (serbuk) ditimbang sebanyak 30 g disuspensikan dengan aquades sebanyak 90 mL (1:3) dan diekstraksi dengan n-heksana terlebih dahulu di dalam corong pisah.

Campuran tersebut selanjutnya dikocok selama 10-15 menit dan kemudian dibiarkan sampai terjadi pemisahan antara ekstrak dengan pelarut n-heksana. Tahap pertama ini menghasilkan filtrat dan residu. Senyawa yang tidak larut pada pelarut n-heksana (residu) dimasukkan kembali ke dalam corong pisah dan ditambahkan aquades dan pelarut etil asetat dengan perbandingan yang sama pada tahap pertama.

Kemudian campuran dikocok selama 10-15 menit dan dibiarkan sampai terjadi pemisahan antara ekstrak dengan pelarut etil asetat. Tahap kedua juga ini akan menghasilkan filtrat dan residu. Selanjutnya, residu dari tahap kedua dimasukkan kembali dalam corong pisah dan ditambahkan dengan aquades dan pelarut kloroform menggunakan perbandingan pada tahap pertama.

Kunjungi juga : Jenis-Jenis Metode Ekstraksi

Setelah itu, campuran tersebut kemudian dikocok selama 10-15 menit dan dibiarkan sampai terbentuk dua lapisan, dimana lapisan atas adalah lapisan kloroform dan lapisan bawah adalah lapisan air. Hasil ekstrak dari 3 pelarut dalam kegiatan fraksinasi masing-masing dievaporasi sehingga diperoleh ekstrak kental. Seluruh fraksi kemudian disimpan untuk uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina (Sutomo et al., 2018).

3. Pelarut yang Digunakan dalam Fraksinasi

Pelarut merupakan suatu cairan yang dapat melarutkan zat lain yang biasanya memiliki bentuk padat tanpa terjadinya perubahan kimia pada zat tersebut. Pelarut digunakan untuk memisahkan molekul zat terlarut. Biasanya jenis pelarut yang digunakan dalam kegiatan fraksinasi terdiri dari etanol, etil asetat, kloroform, dan n-heksana.

a. Etanol

Etanol merupakan suatu zat kimia organik berbentuk cair pada suhu kamar, berwarna jernih, berbau khas alkohol, mudah terbakar, dan dapat dibuat dari biomassa maupun fraksi minyak bumi yang memiliki rumus molekul C2H5OH dengan berat molekul 46,07 (Daud, 2014). Etanol itu sendiri merupakan kelompok senyawa alkohol yang mengandung gugus hidroksil –OH. Etanol dapat menggantikan timbal sebagai peningkat oktan di dalam bensin. Hal ini disebabkan angka oktan pada etanol tinggi (Muhammad, 2014).

b. Etil Asetat

Etil asetat merupakan larutan bening tidak memiliki warna, zat larutan berupa polar yang mudah menguap (volatile), toksisitas rendah dan tidak higroskopis dan biasanya digunakan sebagai pelarut tinta, perekat, atau resin. Etil asetat merupakan salah satu pelarut yang memiliki sifat semi polar. Selain sebagai pelarut, fungsi lain dari etil asetat yaitu sebagai bahan aditif untuk meningkatkan bilangan oktan pada bensin dan juga sebagai bahan baku kimia serba guna (Lidiawati et al., 2018).

c. Kloroform

Kloroform merupakan senyawa haloalkana yang tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Kloroform yang juga disebut sebagai trikloromena memiliki rumus kimia CHCl3. Kloroform biasanya digunakan sebagai bahan anastesi, pelarut untuk lemak, dan pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Lebih lanjut dikatakan bahwa kloroform adalah senyawa kimia yang fungsinya sebagai salah satu prekursor dalam proses produksi polytetrafluoroethylene (teflon) (Rahman & Akbar, 2018).

d. n-Heksana

n-Heksana merupakan hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14. n-Heksana adalah salah satu pelarut non polar yang merupakan hasil refining minyak mentah. Komposisi dan fraksi dari pelarut ini dipengaruhi oleh sumber minyak. Pelarut n-Hekasana sering digunakan sebagai pelarut organik yang bersifat intert karena non-polarnya. Pelarut n-Heksana sering digunakan dalam formulasi sepatu, produk kulit, pengatapan serta pembersihan (Utomo, 2016).

Kunjungi juga : Pengenalan, Cara, Sifat, Faktor, dan Manfaat Minyak Atsiri

Pustaka:

Lidiawati, T. E., Saleh, C. & Alimuddin. 2018. Sintesis Etil Asetat dari Hasil Fermentasi Kulit Singkong (Manihot esculenta L) dengan Asam Asetat Menggunakan Katalis Asam. Prosiding Nasional Kimia FMIPA UNMUL. Hal 82-86

Muhammad, R. 2014. Pengaruh Variasi Konsentrasi Bekatul pada Proses Produksi Etanol Menggunakan Singkong Karet (Manihot glaziovii) dengan Metode Fermentasi Menggunakan Saccharomyces cerevisiae. [Skripsi]. Universitas Bengkulu. Bengkulu

Rahman, F. & Akbar, F. S. 2018. Pra Rancangan Pabrik Chloroform dari Acetone dan Sodium Hypochlorite Kapasitas Produksi 10.000 Ton/Tahun. [Tugas Akhir]. Universitas Islam Indonesia

Sari, I. R. M. 2012. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jamur Pleurotus ostreatus dengan Metode DPPH dan Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi Teraktif. [Skripsi]. Universitas Indonesia

Sutomo, Arnida, Sari, N., & Fadlilaturrahmah. 2018. Isolasi Senyawa Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun Bilaran Tapah (Argyreia nervosa) Asal Rantau Kalimantan Selatan. Jurnal Pharmascience 5 (1): 45-54. https://doi.org/10.20527/jps.v5i1.5785

Utomo, S. 2016. Pengaruh Konsentrasi Pelarut (n-Heksana Terhadap Rendemen Hasil Ekstraksi Minyak Biji Alpukat untuk Pembuatan Krim Pelembab Kulit. Jurnal Konversi 5 (1): 39-47. https://doi.org/10.24853/konversi.5.1.39-47

close