Cara Menghitung Berat Kering Tanur

1. Pengertian Berat Kering Tanur

Berat kering tanur diartikan sebagai kondisi suatu sampel yang tidak memiliki kandungan air (kadar air) dimana sampel tersebut hanya berisi massa-nya saja. Tentunya pengertian berat kering tanur sangat berbeda-beda tergantung bahan yang digunakan oleh seseorang ketika melakukan pengujian.

Panshin & de Zeeuw (1980) mendefinisikan berat kering tanur sebagai suatu indikasi dari jumlah substansi atau bahan solid yang ada. Sedangkan menurut saya pribadi, berat kering tanur adalah suatu keadaan sampel yang memiliki berat secara konstan berturut-turut sebanyak 3 kali dalam kegiatan pengukuran terakhir. Maksudnya, apabila pengukuran dilakukan sebanyak 12 kali dan pada pengukuran ke 10 sampai ke 12 memiliki nilai yang konstan maka dapat dikatakan sebagai berat kering tanur.

Cara menghitung berat kering tanur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mengoven sampel uji dan mencari berdasarkan rumus Haygreen Bowyer.
Kegiatan Pengovenan Sampel Uji oleh Zega Hutan

Selain itu, berat kering tanur juga biasanya disebut sebagai berat kering oven. Hal ini dikarenakan secara umum sampel dikeringkan melalui oven dengan tujuan kadar air yang terdapat di dalamnya dapat menguap sehingga mampu menentukan berat kering tanur.

2. Alat dan Bahan untuk Penentuan Berat Kering Tanur

Untuk menentukan berat kering tanur yang dimiliki oleh sesuatu sampel maka perlu menyediakan alat-alat berikut ini.

  • Cawan tempa sampel
  • Desikator
  • Oven
  • Penjepit
  • Sampel yang akan diukur
  • Timbangan analitik 
  • Tabel sheet untuk mencatat setiap hasil pengukuran

3. Langkah Menentukan Berat Kering Tanur

Penentuan berat kering tanur diawali dengan melakukan pengovenan pada sampel. Langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

Kunjungi juga : Mengenal Kadar Air Kayu

  • Mengukur sampel sebanyak 2 gram dimana pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan mencatatnya
  • Mengukur cawan tempat sampel dan mencatatnya.
  • Memasukkan sampel ke masing-masing cawan yang telah dilabeli misalnya sampel 1, sampel 2, dan sampel 3. Pelabelan tergantung sipenguji.
  • Kemudian memasukkan sampel yang telah disiapkan ke dalam oven dengan suhu berada pada kisaran 103±2°C. Artinya, suhu yang digunakan berada pada kisaran 101 sampai 105 derajat celsius.
  • Selanjutnya, menunggu oven dengan batas waktu yang ditentukan. Biasanya, waktu yang digunakan untuk pengujian bahan penelitian adalah 2, 3, 4, atau 6 jam setiap kali pengukuran. Waktu ini tergantung si penguji. Apabila penguji ingin lebih cepat maka disarankan menggunakan waktu 2 jam setiap kali pengukuran. Namun, apabila si penguji ingin lebih mempunyai waktu luang maka saya sarankan untuk menggunakan waktu 4 jam setiap kali pengukuran.
  • Selanjutnya, setelah sampai pada waktu yang telah ditentukan maka sampel dikeluarkan dari dalam oven dan dimasukkan ke dalam desikator. Umumnya, sampel dibiarkan di dalam desikator untuk didinginkan selama ±15 menit.
  • Setelah sampai 15 menit, sampel kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik dan mencatat hasilnya.
  • Selanjutnya adalah dengan mengulang langkah ke 3 sampai ke 7 hingga menghasilkan berat kering tanur.
  • Langkah terakhir adalah dengan menghitung rata-rata berat kering tanur yang diperoleh dari 3 kali pengulangan dan hasilnya merupakan berat kering tanur sampel yang diuji.

4. Rumus Menghitung Berat Kering Tanur

Selain menentukan lewat pengovenan, berat kering tanur juga dapat dilakukan perhitungan menggunakan rumus yang telah dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi, melakukan perhitungan berat kering tanur menggunakan rumus terlebih dahulu sudah memiliki data yang dibutuhkan.

Data yang dibutuhkan adalah kadar air yang terkandung di dalam sampel dan juga berat awal sampel. Berat awal sampel ini maksudnya adalah berat sampel kering udara atau sebelum masuk oven.

Kunjungi juga : Cara Menghitung Kadar Air Kayu

Rumus yang digunakan untuk menghitung berat kering tanur adalah berdasarkan rumus berikut ini (Haygreen & Bowyer, 1989).

BKT = BA/(1+ ((%KA)/100) )  

Keterangan:

BA = Berat Awal

BKT = Berat Kering Tanur

KA = Kadar Air

Pustaka:

Haygreen, J. G. & Bowyer J. L. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Terjemahan Soetjipto A. Handikusumo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Panshin, A. J. & de Zeeuw, C. 1980. Textbook of Wood Technology McGraw-Hill Book Co. New York.

close